PUISI NUANSA HATI JOY AMARTA

MENCINTA TAPI TAK DICINTAI

Kasih jiwa ini membenarkan

Rasa cinta ini ….

Merindumu ….

Memujamu ….

Menyayangimu .

Mengharapkan akulah milikmu selamanya

Kasih

Bagaimana aku tanpa jiwamu

Sepi hati ini bagai tak berirama

Hati serasa kosong tanpa kamu untukku

Lihatkah kau aku mengharapkanmu

Merayu aku ditiap nafas cintaku untukmu

Tapi kau hanya diam membisu

Berat hatiku cinta ada dihatiku

Benci dihatimu


INDAHNYA CINTA ITU UNTUKKU

Kisi hati berbisik syahdu
Memendam rindu tak pernah bertepi
Berbinar hati ingin dengar suara
Membuat mimpi bisa jadi nyata
Duhai cinta kenapa pesonamu sungguh indah
Apakah begini kiranya rasa cinta itu?
Rasa yang hanya aku yang pumya
Jika malam gelisah
Jika pagi resah
Jika siang gundah
Tak berdaya aku karena cinta

LELAH

Ahkirnya aku benar-benar tak tahu lagi
Haruskah aku menunggu atau lari?
Ketika menanti bagiku tak ada arti
Ketika asapun hanya dongeng mimpi
Ketika hasratpun tak ada lagi di hati
Karena aku telah lelah menanti

MATAHARI

Bagai sang surya sinarmu
Memberi kehangatan pada semua sekelilingmu
Dengan cinta dan kasih sayangmu
Seperti hangat suryamu tuk bumi
Memberi tanpa pinta pamrih
Jadilah suryamu abadi
Hingga aku tetap rasakan cahaya surya itu walau di belahan lautan pulau
Tetap ada surya itu


BAGAIMANA BILA AKU

Tercipta kenangan antara kau dan aku
Selalu tak sengaja itu terjadi
Begitu saja adanya
Tak pernah terlintas dalam benakku
Ada kenangan antara kau dan aku
Indah aku rasakan
Tertawa lepas aku bebaskan
Ingin benar aku memelukmu dengan sayang
Selalu saja hati kecil melarang
Air terjun itu mungkin harapkan
Agar kita selalu bersama
Entah kapan kan bersua tuk kenangan
Begitu indah aku khayalkan
Di saat aku melihat kau
Segala hasrat benar ada
Naluri wanita yang merindukan jiwa
Di belai dan di sayang
Di puja dan di goda
Di rayu dan di cumbu
Naluri normal itu batinku
Selalu saja hati kecilku melarang
Tak pantas aku untuk kau
Ku sadar dengan benar
Betapa akupun merindukanmu
Bila sendiri hanya bisa dengar suaramu
Tawamu dan.
Bagaimana bila aku jatuh cinta padamu?
Dosakah aku
Haramkah aku.

Naluri hati berkata.
Kenapa aku merindukanmu
Bagaimana bila aku jatuh cinta padamu?
Aku hanya punya ambisi
Pantaskahaku menerimamu?

KAU SIAPA

Saat malam aku termenung.
Menatap langit -langit kamar
Sepi dan dingin karena angin malam datang
Hati gelisah ingat kata-kata "Teruslah berkarya"
Entah siapa dia?.
Ku coba buka semua memo agenda
Melayang aku jauh ke sosok dia
Memberi semangat saat lelah
Membuat aku sedikt terlena
Hati selalu bertanya" Kau siapa?"
Tak ada jawab di sana
Saat fajar datang ku sengaja tunggu kabar dia
Tuk sekedar teman bercanda
Saat senja tiba
Ku luangkan waktu tuk hadirnya dia
Tuk sekedar bercerita
Tuhan ku percaya kebenaran
Bisikkan di hati dia tentang kejujuran
Hingga diapun tak akan sembunyikan
Tentang arti kejujuran
Tuhan lewat syair ku sampaikan
Jaga dia Tuhan dalam nafas kebaikan

HASRAT BIRU HATIKU

Tak ada rasa di jiwa lemah ini
Mengumbar hasrat haru biru cinta!
Berkata manja dan menggelora
Mengumbar nafsu pelepas lelah
Muak jiwa dengan semua kepalsuan warna dunia
Hatiku sudah mati biru membeku
Karena luka kisah lalu

TAK PANTAS AKU

Tak pantas aku mencintaimu
Tak pantas aku menyayangimu
Tak pantas aku mengharapkanmu
Tak pantas aku menunggumu
Tak pantas aku memilikimu
Biar ku pendam semua rasa di dalam hati

MAAF KATA TERAHKIR

Selimuti malam ini dengan ikhlasmu
Akan kesalahan kata saat ini
Ada naluri berharap mimpi indah denganmu
Sehingga tidurkupun terpulas karenamu
Jika aku tak bisa lagi masuk ke jiwamu
Hanya kata maaf terahkir dariku karena mencintaimu

SELALU BEGITU DIRIMU

Tanya dirimu tentang kabarku
Ku jawab tanyamu dengan rinduku
Lama ku nanti kataku terbalas
Sampai lelah terbaring di sofaku
Selalu begitu dirinu padaku
Sapa salam. tanya kabar sedang apa, lalu.
Ku jawab tapi kau menghilang
Selalu begitu
Tahukah kau ku selalu menanti kabarmu?
Kenapa kau tak punya naluri kasih?
Ku puja kau setengah mati
Tapi cukup kata dari salam lalu hilang
Sakit.
Tapi ku tahu hatimu cuma basa basi padaku
Selalu begitu dirimu padaku
Tapi sabar selalu aku jawab apa katamu

HANYA NAMAMU

Sendiri selalu begini saat merindu
Di mana ragamu
Ku temukan hanya sebuah nama yang begitu lekat di benakku
Adakah kau tahu perasaanku kasih?
Haruskah aku yang berlari menyeberang lautmu?
Saat ada rindu memuncak aku hanya menangis
Sanggupkah hati berdusta kata?

PERGILAH KAU

Air mataku tak berarti buatmu
Tangiskupun tak bermakna lagi buatmu
Aku cuma sederetan nama penggemarmu
Yang berdiri mengantri kasih sayangmu
Yang selalu berada di deretan paling ahkir
Yang menanti tapi tak pernah terlihat olehmu

Penggemarmu yang terluka tapi kau tahu luka itu
Perih tapi cuma kata" Maaf"
Kenapa ? Tuhan dosakah jika penggemar itu jatuh cinta?
Sadar diri akan kesuciaan
Tak patut aku jatuh cinta padamu
Cintamu hanya untuk penggemar dekatmu
Cintamu hanya untuk para gadis kemuliaan margamu
Cintamu bukan untuk penggemar yang kesepiaan
Tuhan patutkah jika aku bukan perawan mengharap cinta sejati?
Pergilah kau sana
Tinggalkan aku sendiri di sini
Malam ini saksi jawabanmu selama ini
Aku tak mampu bernafas lagi
Tuhan kenapa tak matikan nafasku detik ini?
Hingga tak ku rasakan perihnya sakit hati
Pergilah kau sana!


REMBULAN MALAM

Sayup suara angin mendesis menyentuh kulit ari
Rasa dingin amat menusuk
Langitpun bersinar terang karena bulan
Aku tediam kasih
Saat merindukan dirimu sayang.
Beharap kaupun sama dengan aku
Akan rindu yang menggelora
Bulan sungguh indah kasih
Tapi aku sadar akan dirimu
Bukan aku yang akan duduk di pelaminan bersamamu
Bukan aku yang bisa menciptakan manisnya cinta darimu
Kasih.
Jika rembulan bisa bicara
Dia akan mewakilkan kata hatiku untukmu
Detik inipun ku masih merindukanmu kasih.

AKU

Aku yang tak pandai bersilat lidah
Hanya terdiam ketika kau marah padaku
Aku yang tak bisa memandangmu
Ketika kau hadir dihadapanku dengan senyummu
Aku yang tak bisa melupakanmu
Ketika kau pergi dari hatiku
Aku yang begitu naif
Ketika tak bisa melarang kepergianmu
Aku yang bisu
Ketika kau bertanya kepadaku
Tentang cinta yang kujalani

BAYANGANMU

Aku masih saja sendiri kasih
Berharap kisah kita terulang lagi
Saling bercerita lewat berita dunia maya
Menggoda kata sayang tiap jumpa kata
Kasih selalu saja aku ingat
Panggilan nama lembut untukku.
Pelan tapi mesra di telingaku
Membuat gelora di sekujur tubuhku
Kasih selalu ingat aku akan cumbumu untukku aku
Lewat berita kata kita bisa bercinta
Serasa indah jadi pengantin nyata
Tak bisa aku lupakan bayanganmu itu kasih
Resah jika malam datang kasih
Akan hadirmu di malam ini
Menemaniku yang selalu sepi
Karena kau tinggal bayangan dalam hidupku



KETIKA AKU KEMBALI

Kenapa tak ada rasa di sini
Rindupun tak ada lagi
Lalu ke mana semua itu?
Bagai debu yang bersih di sapu
Tak tersisa sedikitpun bekas itu
Lalu di mana aku bisa merindu akan jiwaku yang rapuh ini?
Jika di sinipun tak ada sedikitpun nafas kerinduaan
Tuhan jika aku berharap ingin aku bisa berlabuh ruangkan rinduku ini di kota kekasihku.
Hingga ku pulang ada rinduku di kota itu

KISI KISI HATIMU

Lembayung di tepi langit membias
Memantulkan bias warnanya
Sejenak engkau menghela nafas
Ketika "Katamu" telah kau ucap
Sendu saat kau kata itu
Seakan sejuta bom telah kau lemparkan
Kilat dan guntur jadi saksi ucap kau saat itu!
Dendam.Marah.Benci.Muak.Kau ada.
Hancurmu di atas maunya.
Kau kuatkan kisi hatimu
Tak tertarik pada lembut katanya.
PercumaDesismu
Pertahankan perahu itu
Tak lagi berlayar satu arah
Hingga berlabuhpun semakin lama kau rasa!
Angin.Badai.telah terbiasa melanda kau
Hingga kau tak takut tuk hadapi itu
Kisi hatimu telah ternoda
Dengan sandiwara cintanya
Bertahan untuk harapan
Biar bisa menjadi pelangi
Di saat senja atau hujan
Ternyata tak bisa!
Kisi hatimu telah tersenyum kini
Walau pahit kan kau dapatkan
Keyakinan akan Arrahman
Kau tetap yakinkan
Tak akan tidur Tuhan untukku
Hamba lemah yang tak punya kuasa apa-apa


MENUNGGU SORE

Menunggu petang duduk dibalai-balai
Sangat mengasyikkan
Ditemani dengan secangkir saraba
Dan pisang goreng
Langit masih menyisakan rintik hujan
Yang membasahi rerumputan
Alangkah segarnya saat ini kurasakan
Disudut sana kulihat burung gereja
Asyik bercengkerama
Sore ini sungguh mengasyikkan
Bagi mereka yang berbahagia
Kucoba mengingat kembali masa mudaku
Yang telah berlalu dengan kesia-siaan
Moga saja saat yang kulalui ini
Tidak seperti hari-hari kemarin
Hari-hari kemarin penuh dengan suka duka
Karena aku belum siap menghadapi hidup
Aku begitu rapuh menjalani kehidupan ini
Moga saja tak terulang kembali

TIRAIKU

Sejenak aku berdiri
Ragu
atas apa mauku.
Haruskah aku menikah denganmu?
Tapi tak ada cinta dihatiku?
Aku tak punya rasa dalam hatiku

BERCERITA

Malam tak pernah bercerita tentang sore
Yang begitu indah dengan sinar matahari
Yang akan terbenam
Dan panggilan azan yang terdengar
Begitupun hati tak akan bercerita tentang kesedihan
Ketika begitu menyayat dihati
Ia akan bercerita tentang kisah cinta
Yang telah dilalui dalam hidup
Malam seakan tak peduli akan datangnya
Esok pagi yang cerah
Diapun akan berlalu dengan ceritanya sendiri
Malampun tak akan bercerita tentang kesendirian
Dalam kegelapan yang dilalui seorang diri
Malam akan berlalu dengan kegelapan, dan kesunyian
Ditemani binatang malam yang terlelap

KENANGAN DI KOTA BERHIAS

Panorama senja di pantai Randu Sanga
Duduk berdua memandang ombak biru
Melepaskan sekedar lelah kita
Sembari kita bercerita
Mengusik kebisuan di antara kita
Ada damaiku di sisiku bersamamu
Kau bercerita padaku
Tentang hati dan cintamu
Berharap akulah curhatmu
Tuk sekedar jadi kawan bicaramu

Bening sayu matamu kulihat
Rasanya ingin ku memelukmu

Apa daya hatiku berkata “tidak” untukmu
Kau bercerita padaku
Aku tak ingin mencinta
Walau aku punya cinta
Aku tak ingin merindu
Walau aku punya kekasih
Aku tak ingin memuja
Walau dia begitu sayang padaku
Aku tak ingin jiwamu
Aku tak ingin maumu
Aku tak ingin nafsumu
Aku tak ingin hasratmu
Bila ini belum saatnya untukku
Kau bercerita padaku
Tentang mimpi dan harapanmu

Terbayang indah bertoga hitam
Tersenyum tanda kemenangan
Menyongsong sang masa depan
Langkahku masih panjang
Untuk meraih harapan dan cita-cita
Tuk ku persembahkan
Kepada Ayah – Bunda tercinta
Melangkah sukses tuk bahagiakan mereka
Hingga belajar mu tak sia-sia
Senja pun merapat
Bergegas kita pulang
Ku tinggalkan sebuah kenangan
Di kota Brebes Berhias
Kenangan yang tak akan terlupakan


SENJA DI PANTAI ALAM INDAH

Ku sengaja sendiri
Senja itu.
Menyelusuri tepi pantai
Bermain kaki di laut biru
Bertanya hati pada TUHAN
Tentang cinta dan kasih sayang
Yang selalu menjadi tautan hambanya.
Ya Allah Ya Rabbi.
Dengarkan jeritan hatiku
Saat ini tak kuasa menahan beban sendiri
Ingin mengadu padaMU
Tentang suara hatiku.
Kepada kekasihku.
Kekasihku
Siapa yang akan terluka
Bila aku mencintaimu
Air mata yang akan jatuh di pipi punya siapa
Menangis tersudut di tepi kamar sendirian
Tak sampai hatiku akan itu
Menyakiti bila mencintaimu
Pedih di antara hatiku
Akupun sama kan terluka
Jika kau pilih dia
Senja ku sendiri
Di tepi pantai saat sore
Mencoba memahami hati

Saat di persimpangan jalan
Antara dua hati
Selalu hanya bayangan
Hingga akupun terhempas dalam kesendirian


GADIS BERKERUDUNG PINK

Catatanmu masih tentang dia
Sweet memory katamu indah
Tak mudah tuk kau sisihkan
Kisi hatimu yang paling dalampun melarang
Untuk kau gantikan
Gadis berkerudung pink
Tak bisa kau lupakan
Kenangan yang begitu mendalam
Mengukir cinta sepanjang masa
Selalu kau terkenang
Gadis berkerudung pink
Selalu indah kau bersamanya
Tak pernah sedih di sisinya
Berdua di setiap ruang dan waktu
Menghiasi ukiran kisah cintamu
Yang tak pernah kau lupakan
Gadis berkerudung pink
Menghiasi hari harimu
Menggapai mimpi dan impian
Bersamanya kau tenang
Hingga kau pun begitu sayang
Catatanmu masih tentang dia
Seribu kenangan kaupun terkenang
Enggan kau tuk menutupnya
Hingga akupun terlupakan.

RASAKU

Ingin rasanya ruhku berhenti bernafas
Hingga tak kurasakan jenuhnya hidup tanpa arah
Berlabuh di pinggiran dermaga tapi tak berharap berlayar ke tengah lautan
Terhempas jiwa saat butuh sosok keadilan tapi tak kunjung datang

ASA

Aku coba bangkit
Karena ada kau
Aku coba berdiri karena ada kamu
Aku coba tertawa karena kamu
Aku coba semangat lagi karena ada kamu
Tapi kenapa kini kau hancurkan asaku!
Yang benar-benar menggantungkan dirimu
Kau bergegas hendak lari dariku
Kau
Karena kau asaku pun hilang lagi!


DOAKU

Tuhanku merintih malam ini dengan sujudku
Dengan sejumlah keluhanku hari ini.
Banyaktak terhitung Tuhan.
Hingga ku tak tahu lagi apa doaku akan terkabulkan
Entahlah.

AKU DAN ANGANKU

Saat kau tabur janji dan mimpi
Sungguh aku terharu dengan katamu
Langitpun seolah ikut menyaksikan katamu
Bulan bintangpun ikut mendengarkan itu
Aku dan anganku jadi bermimpi indah sesudah itu
Banyak sudah rajutan cinta akan aku susun dan tata hingga terasa indah
Tuk bercinta
Aku dan anganku
Seperti bidadari aku menari di atas singgasana tahta cinta
Berselimut saling percaya dan sayang
Tak akan tinggalkan hatiku
Jiwaku.
Ragaku.
Aku pun demikian padamu
Janji cinta sehidup sematibersamamu.


TANPA JUDUL

Maafkan aku yang mencintaimu
Maafkan aku yang tak bisa membencimu
Maafkan aku yang tak pernah berhenti memikirkanmu
Maafkan aku yang begitu dalam menyayangimu
Maafkan aku yang selalu merindu padamu
Maafkan aku yang selalu ingin tahu tentang dirimu!
Dan aku membenarkan jiwaku untuk mencintaimu
PergilahPergilahcintaku
Tulus .Ikhlas.Rela
Ku antar kau di tepian dia.
Jika dia lebih berhak atasmu
Atas jiwamu
Atas ragamu

Atas hatimu
Dan atas cintamu
Pergilah kasihku
Jangan melihat aku menangis di depanmu
Jangan panggil namaku di gelap malammu
Jangan lihat duka hatiku
Jangan lihat aku tersudut sendiri di ruang sempit menatap fotomu
Pergilah kasihku
Hanya doakuuntukmu ditiap sujudku
Agar selalu Tuhan melindungimu
Menjagamu.
Memberi kemudahan padamu
Cintaku abadi untukmu
Berharap Keajaiban Cinta tetap ada untukku
Ku kan selalu menantimu
Jika tanggal 27 Desember Tuhan takdirkan kau untukku.

TULUS AKU

Mungkin kau kira aku lelah
Saat kau jauh
Aku hanya bisa berdoa
Dalam kegetiran ku sendiri
Mencoba tuk lebih tegar dan yakin
Cinta yang kau janjikan
Hanya tuk satu hati
Percaya aku padamu
Walau kadang ku rapuh
Tapi Tuhan ku percaya KuasaMU
Tentang ketulusanku
Hanya untuk satu hati,satu jiwa,satu raga,satu nafas dan satu nama
Dirimu
Cukup Tuhan yang tahu akan hatiku
Tak kan lekang oleh waktu dan segala ujian.
Ketulusankuakan ku abadikan sampai aku mati.
Menunggumu sampai ahkirnya kan tibadan
Indah pada waktunya.


SYAIR TUK GURUKU

Senyumku untukmu (Guruku)
Sebagai tanda terimakasihku
Sejalan waktu tak terasa
Menuntut ilmu untuk masa depan
Kadang ada benci padamu (Guruku)
Karena banyak tugas untukku
Hingga ku tak mampu kerjakan
Selalu enjoy tiap malam
Dan kau (Guruku) naik pitam
Memberi pelajaran padaku di depan kelas.
Berdiri di depan
Kaki di angkat
Telinga di jewer
Malu AKU saat itu
Ingin marah tapi tak kuasa
Satu kata saat itu "Guruku Galak" kataku
Sejalan waktu tak terasa
Akupun menyadari kini
Semua ini untuk aku sendiri
Hingga tak punya rasa malas
Demi masa depanku
Kini kupun tersenyum untukmu (Guruku)
Terimakasih untukmu (Guruku)
Ku tuangkan syair ini untukmu (Guruku)
Hanya ini mewakili hatiku
Semoga jasamu (Guruku)
Tetaplah abadi sepanjang catatan sejarah
Tetap kan tercatat "Kau Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" (Guruku)


SYAIR KERINDUAN

Ku tak merindu padaMU Sang Pencipta Alam
Yang memang setiap nafasku ada untukNYA
Tapi
Ku merindu padanya sang ciptaanNYA
Yang berbau dan berasa
Merindu jiwa ini padanya
Saat jauh raga slalu gelisah
Bertanya hati dengan siapa di sana
Sejenak tak kasih kabar
Merindu jiwa ini padanya
Saat gelorah hasrat hati menggelora
Merasakan kegundahan rasa
Sedang apa dia di sana
Merindu jiwa ini padanya
Malampun sepi sangat terasa
Tiada kata lembut menggoda
Membuat hati jadi gundah gulana
Hanya sosok dia yang ada
Yang bisa membuatku syair keindahan
Syair kerinduanku padamu
Tuk sebuah makna bercinta
Bila tak bersanding amat terasa

Diri jauh untuk sesaat
Dapatkah kau baca syairku ini?
Meyayat hati
Menyentuh jiwa
Rindu hatiku padamu
Sang kekasih yang jauh di sana


GERIMIS PAGI

Tirai jendela ku buka
Dingin angin pagi menyapa
Sejuk tapi terasa
Aroma pagi segar
Hingga ku BERKHAYAL indah tentangmu
Berjalan berdua
Menapaki jalanan yang masih sepi
Mengayun langkah ceria
Sambil tertawa kaupun gandeng tanganku
Sekali lagi kau tertawa ku pun tersenyum manja
Selintas ada mawar merah
Indah menggoda mata
Kau petik "untuku"
Ku tersipu malu
Gerimispun datang
Berlari kita berteduh
Di pinggiran toko kau peluk aku
Ku pun tersipu malu
Debaran jantung tak terasa
Berdetak kencang saat itu
Kau cium aroma tubuhku

Wangi katamu menggoda
Ku hampir tergoda pagi itu
Karena gerimispun menggodaku
Dengan semakin deras hujannya
Bagai sepasang kekasih kau berkata
"AKU CINTA PADAMU"

Teriakkanmu lantang
Memecah di tengah gerimis hujan
Akupun hanya tersipu
Dengan senyuman manjaku
Dunia inipun bergetar dengan ungkapan hatimu
Ahhh.
Gerimis pagi
Cintaku bersemi di situ
Lalu
Ku TERSADAR diri
Karena itu cuma KHAYALANKU
Di pagi ini seiring datangnya gerimis pagi

PELEPAS NURANIKU

Aku hanya bisa menulis seadanya
Hingga aku bisa tersenyum dengan tulisanku itu
Seperti orang gila di tengah malam


JERITAN HATIMU

Sahabatku.
Kau menangis di sujud malammu.
Mengadumu pada Tuhanmu
Menjerit bathinmu pada Tuhanmu
Mengharap Dialah yang akan
Menjawab semua tanya hatimu
Sahabatku
Memancar ayu pesonamu
Membungkus seluruh ragamu
Terpesona mata bila melihatmu
Kau sebarkan senyummu di balik rapuhmu
Membungkus jiwamu yang kesepian
Sahabatku
Berlinang air matamu
Akan bimbang hatimu
Di dua sisi memilih
Hasrat hati tak kuasa
Menggenggam mana pilihan hatimu
Sahabatku
Mengadumu pada Tuhanmu
Berharap Dia berikan jalanmu di saat rapuhmu
Tanganmu masih meminta padaNYA
Karena ragumu melanda
Jalanmu serasa berduri
Begitu terinjak kan tersakiti
Berdarah dan terluka
Sahabatku
Berlinang air matamu
Di setiap doa malammu

Akan sisi hati yang mencinta
Memberi nikmat dan kasih sayang
Tapi kau ragu memilihnya
Berlinang air matamu
Di setiap doa malammu
Akan tiga hati permatamu
Tergolek mereka tidur panjang
Kau hanya mampu pandangi
Dengan kasih sayangmu yang masih ada di hatimu
Sahabatku
Di tepian hatimu
Kau menjerit sebut nama Tuhanmu
Karena perih hatimu
Tiada yang tahu selain hatimu
Siapa?
Siapa.katamu memecahkan doanya di tengah malam
Kau tak kuasa menolak
Kau manusia biasa
Tuhan bisik hatimu lirih
Kau pasrahkan semua padaMU
Salahkah aku?
Dosakah aku?
Di saat ini ada dua hati
Tak kuasa jalani ini


Jika tak bernyali memilih kau mati.
Sahabatku
Ku tuangkan ini untukmu
Satu kata untukmu
"Hatimulah dan Tuhanlah yang tahu jawabanmu"

KETIKA AKU MENCINTAIMU

Ketika aku mencintaimu terasa indah
Dalam hidupku terasa indah
Hari-hariku tak ada kata duka
Serasa selalu bahagia
Ketika aku mencintaimu tak ingin aku pisah darimu
Walaupun cuma dalam sehari tak pernah ada kata jauh
Peluklah aku kasih dengan cintamu kasih
Peluklah aku kasih dengan sayangmu jangan pernah kau lepaskan aku,

MERAIH CINTA SEJATI

Sejenak berangan akan datang kereta kencana
Melangkah menuju ke haribaan jiwaku
Mengayuh ke tengah kerlap -kerlip bintang di tengah malam
Menatap tanpa kedip kilauan bintang itu
Senyuman yang sedikit menghiasi bibir
Pertanda hati bahagia karena kereta itu membawanya ke lautan cinta
Gemuruh dada rasakan getaran cinta itu
Duhai cinta berilah sedikit rasamu untukku

RINDUMU RINDU MATI UNTUKKU

Tak bisa bernafas saat sebut namamu kasih
Pahit menelan jika namamu kuurai dan kueja
Berselimut dingin tiap malam
Berteman gambarmu yang tersisa saat ini
Pedulikah kau akan aku?
Menangiskah?
Rindukah?
Ah.desiskuserak
Rindumu,rinduku,rindu mati tak bernurani kebenaran.

TAK MAMPU AKU

Adilkah ini untukku?
Ketika aku punya cinta
Adilkah ini untukku?
Ketika aku punya sayang?
Adilkah ini untukku?
ketika aku berharap padamu
Tapi aku tak mampu memilikimu
Patutkah jika aku punya egois akan cinta?
Cuma diam dalam hati
Entahlah
Tak mampu aku

KELABU

Warna jiwaku pucat
Tak ada bias memantul
Ronapun pucat pias
Bagai mayat tak bernafas
Jiwa serasa mati
Terkurung dalam kerangkang ego!
Menurut segala tatanan hidup
Duduk manis tanpa ekspresi hati
Mengunci jemari menari-nari
Melahirkan ekspresi kata dan lantunan
Jadi sajak catatan perjalanan hidup
Membunuh jiwa karyaku
Hanya untuk egomu!

Kelabu pekat hitam hatiku!

DILEMA CINTAKU

Aku pasrah dalam lingkaran nikmatmu
Aku patut kau telan dengan topeng baikmu
Aku sungguh tak berdaya karenamu
Di mana harus ku berikan hatiku yang putih ini?
Di kotamukah?
Di seberang pulau itu?
Atau di kota kecilku terbungkus kain putih tak berwarna buram?
Dilema cintaku akan ku ahkiri dengan kain itu!
Terbujur kaku
Tak ada lagi nafasmu untukku

Pilihan hati tuntut keadilan cinta.

YA ALLAH

Ya Allah sungguh aku tak kuasa membendung rindu ini
Semakin bergejolak tak tentu arah
Bayangan kekasih hati selalu di pelupuk mata
Tersiksa aku akan cinta ini
Jauh raga
Jauh jiwa.
Jauh mata.
Tak kuasa aku tuk menyentuh sekedar belai sayangku
Ya Allah tak kuasa aku akan hatiku
Mengharap sosok pribadi yang ku kagumi
Dengan sifat sabar dan pendiamnya
Mengajarkan aku akan makna cinta sejati
Jauh di pelupuk mata
Tapi terasa dekat di hati
Hingga ku tak kuasa tuk sedikitpun berpaling hati
Ya Allah apa dosa aku mencintainya
Aku siapa dia siapa!
Banyak lika-liku di jalaninya
Bertubi-tubi cobaanpun datang silih berganti
Kadang ada putus asa bila hati tak teguh

Mencintai kekasih tapi tak berwujud raga di depan mata!
Keraguaan kerap kali datang
Goyahkan hati untuk mendusta
Berkasih mesra dengan yang lain
Ya Allah hati ini miliknya
Saat ragu akupun berdoa padamu
Hingga aku sadar akan cinta sejatiku
Tak akan mungkin aku berpaling darimu
Aku cinta kau karena kau juga cinta aku

Di jalan Allah kita ingin semua terwujud indah
Berharap kita akan selalu restu dan ridhonya.

SAJAK KEPALSUAN HATI

Mendengar kau menangis aku terpaku
Menjerat hatiku yang sedang tak tentu arah
Untuk melangkahpun aku sudah tertutup kabut
Hingga aku tak bisa lagi berjalan
Bisu kata aku padamu
Karena hatiku palsu padamu!
Hentikan romantismu untukku
Buat aku semakin kejam padamu!
Lihat kau bulan dan bintang itu
Tulus pancarkan cahaya dari jiwa langit
Tanpa tuntut dan meminta
Dari jiwa yang disinarinya!
Jauh kau dariku saja!
Bila kau tak mau berdarah dan terluka!
Aku tak punya cara kata
Hanya bisa bisik sinis padamu
Sajak kepalsuan hati untukmu!
Tak terlelap hanya tuliskan sajak dan kata-kata
Sebagai pelepas nuraniku berkata.

LULUH DAN LUKA DAN TERLUKA

Luluh dengar kisahmu

Mengira jiwamu merindu jiwaku

Tetes air matapun jatuh

Luka hatiku

Dengar semua kenanganmu

Rasa cinta di jiwaku untuk jiwamu

Membuat tak sadar akan hadirku

Tak pernah ada di hati dan jiwamu

Tetes air mataku

Pertanda terlukanya hatiku

Menyandar diri akan Realita cintamu

Tak ada untuk seorang hamba

Yang mencinta dan menyayangi tanpa henti

Tapi kini harus ku terhenti dalam luluhnya luka hati

Yang terluka karena cinta membuta


Sabtu, 23 Oktober 2010

NUANSA HATI


KEMBALILAH

Jiwa ini mengharapkanmu

Bercerita tentang semua ini

Tentang sebuah cinta

Yang selalu saja ada

Bahkan tak pernah hilang!

Ruhku memanggilmu

Yang tersudut sendirian di kesepiaan…

Kembalilah kataku mengharapmu…

By Joy Amarta.(Jak-Pus 17 Juli 2010)

TAK ADA RASA

Kau pukir aku punya rasa

Mengingatmu pun aku enggan

Hanya sesak saja aku rasa

Memejamkan matapun

Aku rasa asyik

Karena kau tak pernah ada!

By Joy Amarta (Jak-Pus 17 Juli 2010)

MIMPIKU

Ruhku membawa langkahku jauh

Mengembara meraih mimpi

Membungkus jasadku melawan takdir…

Untuk jadi pemberani

Di lingkaran kota Impian

Yang bisa membuat mimpi menjadi nyata

Atau bahkan bisa buat mimpi itu musnah!

Hanya ruhku yang akan membawa meraih mimpi dan cita

Doa dan harapku ada untuk itu

Ya Rabbi …sertaMU selalu untukku.

By Joy Amarta(Jak-Pus 17 Juli 2010)

SAAT LELAHKU

Saat lelah aku butuh kau!

Tuk sekedar dengarkan seribu ocehanku

Saat lelah aku butuh kau!

Tuk sekedar aku bersandar di pundakmu

Aku ingin itu

Aku harap kau tahu itu

Hingga ku bisa bernyanyi untukmu

Saat lelahku

By Joy Amarta(Jak-Pus 17 Juli 2010)

MAAF KATAKU

Ku lihat kecewa di matamu

Tertunduk lesu dan lemah

Tanpa nafas keindahan…

Ku duduk bersandar di bahumu

Ku dengar isak tangismu dari hati

Tak ada yang menetes..

Tapi batin yang menjawab..

Jangan kau sudutkan aku!

Dengan kata-kata cintamu

Maaf kataku!

Aku tak punya cinta untukmu!

Cukup..

Maaf kataku..

Bisik hatiku mewakili kataku…

By Joy Amarta (Jak-Pus 17 Juli 2010)

BILA KAU TAHU

Mungkin akan pedih

Tapi inilah realita yang ada

Banyak catatan aku tulis

Untuk di sisipkan di buku itu

Dengan drama yang berbeda!

Menjenuhkan hidup ini ternyata!

Bila kau tahu

Seonggok tubuhku sudah mati

Segalanya terbungkus kepura-puraan

Dan sekali lagi hidup ini membosankan!

Bila kau tahu

Hanya ciuman…

Kemesraan..

Bah!...

Memuakkan bukan!

Drama rutin hidup kita

Aku sudah tak asing dengan itu

Bila uluran tanganmu

Ada makna itu!

Hidup ini ternyata menyebalkan!

Bila kau tahu

Ada Kuasa Tuhan yang akan mengawasi kita.

Bahkan kau tak sadar itu

Melihat diri selalu berkata

“Aku salah apa”

Munafik..

Kau pantas ku tolak!

Karena di kepalamu

Kau gambarkan aku tuk pelampiaskan nafsumu

Siang dan malamu!

Bah!...

Memuakkan itu saja kataku untukmu

Bila kau tahu

Lebih baik aku sendiri

By Joy Amarta (Pondok Hijau Juli 20100

DIRIMU

Aku terharu dengar kisahmu

Di balik tegarmu ada dukamu

Tak bisa aku sapu tangismu

Tangis yang tersembunyi di balik senyummu

Naluri ingin menyayangimu

Berbagi kasih dengan mutiaramu

Bercanda saat lelah otakmu

Bercumbu saat berdua di ruang hati

Menikmati hari yang tak pernah terhenti

By Joy Amarta (Tegal 12 Agustus 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar